Apa itu Penyakit Rematik?- Pengertian penyakit rematik biasanya mengingatkan kita pada nyeri sendi pada orang yang lebih tua, tetapi sebenarnya, kondisi ini jauh lebih rumit. Rematik merupakan istilah umum yang mencakup lebih dari 100 jenis penyakit yang terutama berpengaruh pada sendi, tulang, otot, ligamen, dan tendon. Penting untuk dicatat bahwa beberapa tipe rematik juga dapat menyerang organ penting lain seperti kulit, jantung, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah. Gejala umum meliputi nyeri, bengkak, kekakuan, dan kesulitan bergerak, tetapi rematik bisa menyerang siapa saja, dari anak-anak hingga orang tua. Dalam artikel ini Tim DailySSH.com akan menjelaskan apa itu penyakit rematik, ragam jenisnya, penyebab, gejala, dan pilihan pengobatan sangat penting untuk pengelolaan yang efektif dan peningkatan kualitas hidup.
Memahami Istilah “Rematik”
Sejak lama, istilah “rematik” digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi penyebab nyeri dan peradangan pada sendi serta jaringan ikat. Namun, di dunia medis saat ini, dokter cenderung menggunakan diagnosis yang lebih spesifik. Alih-alih hanya menyebut “rematik”, dokter akan menganalisis pasien dengan artritis reumatoid, osteoartritis, atau lupus, karena masing-masing kondisi ini memiliki ciri khas, penyebab, dan rencana perawatan yang berbeda.
Jenis-Jenis Utama Penyakit Rematik
Meskipun ada banyak variasi rematik, beberapa yang paling dikenal dan umum adalah:
1. Artritis Reumatoid (Rheumatoid Arthritis/RA)
Ini merupakan salah satu bentuk penyakit autoimun yang paling parah dan berkelanjutan. Pada RA, sistem imun keliru menyerang lapisan sendi (sinovium), yang mengakibatkan peradangan yang parah. Peradangan ini dapat merusak tulang rawan dan tulang, menyebabkan deformitas sendi, nyeri berkelanjutan, dan kehilangan fungsi. RA sering kali menyerang sendi-sendi kecil di tangan dan kaki secara simetris, tetapi juga dapat berpengaruh pada sendi yang lebih besar dan organ lainnya.
2. Osteoartritis (OA)
Berbeda dengan RA yang bersifat autoimun, OA adalah bentuk artritis degeneratif yang paling umum, sering kali terkait dengan penuaan dan keausan sendi. Pada OA, pelindung tulang rawan di ujung tulang perlahan-lahan menipis atau rusak, menyebabkan gesekan antara tulang. Ini mengakibatkan nyeri, kekakuan, dan penurunan fleksibilitas. OA paling sering mempengaruhi sendi-sendi yang menopang beban seperti lutut, pinggul, tulang belakang, dan sendi tangan.
3. Lupus Eritematosus Sistemik (Systemic Lupus Erythematosus/SLE)
Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang rumit yang dapat mempengaruhi hampir semua sistem organ tubuh, termasuk sendi, kulit, ginjal, jantung, paru-paru, dan otak. Gejala lupus dapat sangat bervariasi dan sering muncul secara bergantian (*flare-up* dan remisi). Nyeri sendi adalah gejala yang umum, sering disertai dengan ruam kulit (contohnya ruam “kupu-kupu” di wajah), kelelahan yang sangat melelahkan, demam, serta masalah pada organ dalam.
4. Gout (Pirai)
Gout adalah jenis artritis yang sangat menyakitkan, diakibatkan oleh penumpukan kristal asam urat tajam di dalam atau di sekitar sendi. Serangan gout biasanya tiba-tiba dan sangat menyakitkan, paling sering menyerang sendi jempol kaki, meskipun juga bisa mengenai pergelangan kaki atau lutut. Laki-laki lebih rentan terhadap gout dibandingkan perempuan, dan pola makan serta faktor keturunan berperan besar.
5. Fibromialgia
Fibromialgia adalah kondisi yang menyebabkan nyeri menyeluruh (*widespread pain*), disertai kelelahan yang ekstrem, gangguan tidur, masalah memori, dan perubahan suasana hati. Berbeda dengan banyak jenis rematik lainnya, fibromialgia tidak menyebabkan peradangan atau kerusakan sendi. Sebaliknya, kondisi ini diyakini mempengaruhi cara otak mengelola sinyal nyeri, sehingga seseorang menjadi lebih sensitif terhadap rasa sakit.
Penyebab Penyakit Rematik
Penyebab spesifik dari berbagai penyakit rematik, khususnya yang berkaitan dengan autoimun, masih dalam tahap penyelidikan. Akan tetapi, diyakini bahwa terdapat interaksi antara faktor genetik dan lingkungan yang berkontribusi:
- Faktor Genetik: Banyak penyakit rematik, seperti Rheumatoid Arthritis (RA) dan Lupus, menunjukkan adanya kecenderungan genetik.
- Disfungsi Sistem Kekebalan Tubuh: Pada kondisi autoimun, sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri. Faktor pemicu dapat berupa infeksi, lingkungan, atau stres.
- Usia: Risiko terkena osteoartritis meningkat dengan bertambahnya usia.
- Jenis Kelamin: Banyak penyakit rematik autoimun lebih umum terjadi pada wanita dibandingkan pria.
- Gaya Hidup: Berlebih berat badan, merokok, dan pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko atau memperparah beberapa jenis rematik. Cedera sendi yang terjadi sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko OA.
Gejala Umum dan Pemahaman Nyeri Sendi
Rasa nyeri pada sendi adalah gejala yang paling umum, tetapi karakteristiknya bervariasi:
- Nyeri Inflamasi (karakteristik RA): Nyeri semakin parah di pagi hari atau setelah periode tidak bergerak, dan membaik saat bergerak. Sendi bisa bengkak, hangat, dan kaku (kekakuan lebih dari 30 menit di pagi hari).
- Nyeri Mekanis (karakteristik OA): Nyeri semakin parah saat beraktivitas, dan mereda saat beristirahat. Kekakuan biasanya berlangsung singkat (kurang dari 30 menit).
- Nyeri Menyeluruh (karakteristik Fibromialgia): Rasa nyeri dirasakan di banyak area tubuh, sering kali disertai rasa kelelahan dan titik-titik nyeri tekan tertentu.
Gejala lain yang sering muncul: kekakuan sendi (khususnya di pagi hari), pembengkakan dan kemerahan di sendi, maksimalisasi gerak, dan kelelahan yang signifikan. Beberapa kondisi autoimun juga dapat menyebabkan gejala sistemik seperti demam, ruam pada kulit, atau masalah pada organ dalam.
Diagnosis dan Pengobatan
Proses diagnosis melibatkan pemeriksaan fisik, anamnesis, tes darah (untuk mendeteksi adanya tanda peradangan atau antibodi tertentu), dan pencitraan (X-ray, MRI, USG).
Pengobatan untuk penyakit rematik bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Tujuannya adalah mengurangi nyeri dan peradangan, mencegah kerusakan pada sendi, serta meningkatkan kualitas hidup. Beberapa opsi pengobatan meliputi:
Obat-obatan:
- Obat Anti-inflamasi Nonsteroid (OAINS): Meredakan nyeri dan peradangan.
- Kortikosteroid: Untuk mengatasi peradangan parah.
- DMARDs (Obat Pengubah Penyakit Rematik): Untuk memperlambat perkembangan penyakit autoimun.
- Biologis: Jenis DMARDs yang lebih baru dan lebih spesifik.
- Obat Penurun Asam Urat: Untuk gout.
- Terapi Fisik dan Okupasi: Untuk menjaga kelenturan dan kekuatan sendi.
- Perubahan Gaya Hidup: Mempertahankan berat badan yang sehat, berolahraga secara rutin, berhenti merokok, dan menjaga pola makan yang seimbang.
- Operasi: Dalam kasus yang parah, seperti penggantian sendi.
Kesimpulan
Meskipun penyakit rematik dapat sangat mengganggu, deteksi dini dan penanganan yang tepat memungkinkan banyak penderita untuk hidup dengan nyaman dan aktif. Jika Anda mengalami nyeri sendi yang berkepanjangan atau gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter atau spesialis reumatologi. Deteksi dan intervensi yang tepat merupakan kunci dalam mengelola kondisi ini dengan baik serta mencegah komplikasi di kemudian hari.