Apa yang Menyebabkan Penyakit Hipertensi? Mengungkap Faktor Pemicunya

Apa yang Menyebabkan Penyakit Hipertensi?- Hipertensi, dikenal juga sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi kesehatan yang serius yang mempengaruhi jutaan individu di seluruh dunia. Sering disebut sebagai “pembunuh diam” karena gejalanya yang sering kali tidak terdeteksi hingga mencapai stadium lanjut, hipertensi bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, serta gangguan penglihatan. Dalam artikel ini Tim DailySSH.com akan menjelaskan apa yang menyebabkan penyakit hipertensi?. Memahami penyebab hipertensi merupakan langkah awal yang sangat penting untuk pencegahan dan pengelolaan yang efektif. Umumnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi dua jenis utama: hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder.

 

 

Hipertensi Primer (Esensial): Faktor Gaya Hidup dan Genetik

Sekitar 90-95% kasus hipertensi termasuk dalam kategori hipertensi primer atau esensial. Artinya, tidak terdapat penyebab medis yang jelas atau spesifik yang dapat diidentifikasi. Sebaliknya, hipertensi primer berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun akibat kombinasi kompleks antara faktor genetik dan kebiasaan hidup.

 

 

Faktor Gaya Hidup

Kehidupan modern memiliki peranan besar dalam meningkatnya angka kasus hipertensi primer. Beberapa pemicu utamanya meliputi:

  • Pola Makan Tidak Sehat:
  • Konsumsi Garam Berlebihan: Kadar natrium yang tinggi adalah salah satu penyebab utama terjadinya tekanan darah tinggi. Garam dapat menyebabkan tubuh menahan air, sehingga meningkatkan volume darah dan tekanan pada arteri. Makanan olahan, makanan cepat saji, dan barang makanan yang diawetkan sering mengandung banyak garam.
  • Asupan Lemak Jenuh dan Trans Berlebihan: Diet yang kaya lemak tidak sehat dapat menyebabkan aterosklerosis (pengerasan dan penyempitan arteri) yang meningkatkan resistensi aliran darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi.
  • Kurangnya Kalium: Kalium berperan dalam menyeimbangkan kadar natrium dalam sel. Jika asupan kalium rendah, natrium bisa menumpuk dan meningkatkan tekanan darah. Buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak merupakan sumber kalium yang baik.
  • Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup yang tidak aktif dapat menambah berat badan dan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama untuk hipertensi. Melakukan olahraga secara teratur membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah serta mengelola berat badan secara efektif.
  • Obesitas atau Kelebihan Berat Badan: Semakin berat tubuh seseorang, semakin banyak darah yang diperlukan untuk memberikan oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Peningkatan volume darah ini juga menambah tekanan pada dinding arteri, yang dapat menyebabkan hipertensi. Lemak visceral (lemak di sekitar organ) juga berpotensi memproduksi zat-zat yang memengaruhi tekanan darah.
  • Konsumsi Alkohol Berlebihan: Mengonsumsi terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah secara langsung dan juga dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan.
  • Merokok: Bahan kimia dalam rokok dapat merusak dinding arteri, mempersempit pembuluh darah, dan mempercepat denyut jantung. Semua faktor ini berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
  • Stres Kronis: Stres tidak secara langsung menyebabkan hipertensi jangka panjang, tetapi reaksi terhadap stres dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah sementara. Jika stres berlangsung terus-menerus, kebiasaan tidak sehat untuk menghadapinya (seperti makan berlebihan, merokok, atau mengonsumsi alkohol) dapat juga berkontribusi pada perkembangan hipertensi.
Baca Juga :  Mengapa Cedera ACL Bisa Terjadi? Berikut Penjelasannya!

 

 

Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga

Faktor genetik memainkan peran penting dalam kecenderungan seseorang terhadap hipertensi. Jika orang tua atau anggota keluarga dekat memiliki riwayat hipertensi, kemungkinan untuk mengalaminya menjadi lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa terdapat gen atau kombinasi gen tertentu yang dapat mempengaruhi cara tubuh mengatur tekanan darah, merespons terhadap garam, atau mengelola pembuluh darah.

1. Usia dan Etnis

Risiko terjadinya hipertensi biasanya bertambah seiring bertambahnya usia. Seiring waktu, arteri menjadi kurang lentur dan lebih kaku, yang dapat memicu meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kelompok etnis tertentu, seperti Afrika-Amerika, cenderung memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami hipertensi, seringkali dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi dan respons yang tidak begitu baik terhadap beberapa jenis obat.

2. Hipertensi Sekunder: Masalah Medis yang Menjadi Pemicu

Hipertensi sekunder merupakan tipe hipertensi yang timbul akibat adanya kondisi medis lain atau penggunaan obat tertentu. Jenis ini cenderung muncul secara mendadak dan sering kali lebih serius ketimbang hipertensi primer. Mendiagnosis dan mengobati penyakit yang menjadi penyebabnya biasanya dapat mengatasi masalah tekanan darah yang tinggi.

 

 

Masalah Kesehatan

Berbagai masalah kesehatan yang bisa memicu hipertensi sekunder meliputi:

  • Penyakit Ginjal: Fungsi ginjal sangat penting dalam mengontrol tekanan darah. Bila ginjal tidak bekerja dengan optimal, mereka mungkin tidak mampu membuang kelebihan garam serta cairan dari tubuh, yang akhirnya menyebabkan tekanan darah meningkat.
  • Gangguan Tiroid: Baik kondisi hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) maupun hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif) dapat memengaruhi tekanan darah.
  • Obstruksi Tidur: Gangguan tidur yang menyebabkan terhentinya napas berulang kali saat tidur ini dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu respons stres yang berkepanjangan.
  • Tumor Kelenjar Adrenal: Kelenjar adrenal berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur tekanan darah. Tumor di kelenjar ini (seperti feokromositoma atau aldosteronisme primer) bisa mengarah pada produksi hormon berlebih yang memperbesar tekanan darah.
  • Penyempitan Aorta (Koarktasi Aorta): Kelainan bawaan ini menyebabkan terjadinya penyempitan pada pembuluh darah besar yang keluar dari jantung, yang memaksa jantung untuk bekerja lebih keras dan meningkatkan tekanan darah.
  • Sindrom Cushing: Kondisi ini terjadi ketika kadar hormon kortisol dalam tubuh terlalu tinggi, yang berpengaruh terhadap tekanan darah.
Baca Juga :  Mengapa Cedera Frozen Shoulder Bisa Terjadi? Bagaimana Cara Mengatasinya?

 

 

Obat-obatan dan Zat-zat Tertentu

Berbagai obat dan zat tertentu dapat menyebabkan atau memperburuk hipertensi:

  • Pil KB Hormonal: Beberapa jenis kontrasepsi oral dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah pada wanita tertentu.
  • Dekongestan: Obat yang digunakan untuk meredakan gejala flu yang mengandung dekongestan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
  • Obat Anti-inflamasi Nonsteroid (OAINS): Pemakaian jangka panjang OAINS seperti ibuprofen atau naproxen mungkin berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
  • Jenis Antidepresan Tertentu: Beberapa obat antidepresan dapat berpengaruh pada tekanan darah.
  • Narkotika Ilegal: Substansi seperti kokain dan amfetamin bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah yang berbahaya.

 

 

Kesimpulan

Walaupun ada beberapa faktor penyebab hipertensi seperti genetik dan usia yang tidak bisa diubah, banyak faktor gaya hidup yang bisa diubah. Mengadopsi pola makan sehat dengan rendah garam, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan dalam batas normal, menjauhi rokok, membatasi minuman beralkohol, serta mengelola stres merupakan langkah-langkah penting dalam mencegah dan mengendalikan hipertensi primer. Untuk hipertensi sekunder, penanganan kondisi medis yang mendasari adalah hal yang sangat penting.

Secara rutin memeriksa tekanan darah dan berkonsultasi dengan dokter sangatlah krusial. Dengan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor penyebabnya dan komitmen untuk menjalani gaya hidup sehat, kita dapat mengontrol kesehatan kardiovaskular dan mengurangi risiko komplikasi serius akibat hipertensi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *