QRIS Melesat! Amerika Serikat Mengapresiasi Kemajuan Teknologi Pembayaran Indonesia

QRIS Melesat! Amerika Serikat Mengapresiasi Kemajuan Teknologi Pembayaran Indonesia- Perkembangan pesat dalam teknologi pembayaran digital di Indonesia, khususnya melalui meningkatnya penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), telah menarik perhatian dunia internasional. Baru-baru ini, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan apresiasi terhadap kemajuan signifikan yang dicapai Indonesia dalam sistem pembayaran digitalnya. Sorotan ini muncul di tengah negosiasi tarif resiprokal antara kedua negara, di mana sistem pembayaran domestik Indonesia, seperti QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), menjadi topik penting dalam diskusi.

Apa itu QRIS?

Transformasi Pembayaran Digital di Indonesia, diperkenalkan oleh Bank Indonesia (BI) pada 17 Agustus 2019, QRIS dirancang sebagai standar kode QR nasional yang bertujuan untuk menyatukan berbagai jenis kode QR dari berbagai penyedia jasa pembayaran (PJSP). Inisiatif ini memberikan kemudahan dan kepraktisan baik bagi pengguna maupun pedagang. Konsumen hanya perlu memindai satu kode QR menggunakan aplikasi pembayaran yang mendukung QRIS untuk menyelesaikan transaksi, sementara pedagang tidak perlu lagi memasang beragam pembaca atau menampilkan banyak kode QR dari berbagai PJSP.

Dalam waktu singkat, adopsi QRIS di Indonesia menunjukkan tren yang sangat positif. Data terbaru dari Bank Indonesia mengindikasikan bahwa transaksi pembayaran digital melalui QRIS terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada kuartal I-2025, jumlah transaksi QRIS melonjak hampir 170% dibanding tahun sebelumnya, didorong oleh peningkatan jumlah pengguna dan pedagang. Pada periode tersebut, jumlah pengguna QRIS mencapai 56,3 juta, dengan volume transaksi memasuki angka 2,6 miliar dan nilai transaksi mencapai Rp262,1 triliun. Mayoritas pedagang yang mengadopsi QRIS adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang menunjukkan peran krusial QRIS dalam mendorong inklusi keuangan dan digitalisasi UMKM di Indonesia.

Baca Juga :  Masa Depan Teknologi AI: Menjembatani Kesenjangan antara Manusia dan Mesin

Keunggulan dan Dampak Positif QRIS

Peningkatan adopsi QRIS tidak lepas dari berbagai keunggulan yang ditawarkannya:

  • Kemudahan dan Kepraktisan: Proses transaksi menjadi lebih cepat dan sederhana, cukup dengan memindai satu kode QR.
  • Interoperabilitas: QRIS dapat digunakan di berbagai aplikasi pembayaran digital yang terhubung satu sama lain.
  • Keamanan: Transaksi melalui QRIS umumnya lebih aman karena tidak melibatkan pertukaran uang fisik, dan semua transaksi tercatat secara digital.
  • Efisiensi untuk Pedagang: Pedagang tidak perlu lagi mengelola berbagai alat pembayaran digital yang berbeda.
  • Mendorong Inklusi Keuangan: Mempermudah UMKM untuk menerima pembayaran digital dan memperluas jangkauan pasar mereka.
  • Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Digital: Mendorong digitalisasi ekonomi serta meningkatkan kontribusi sektor digital terhadap PDB Indonesia.
  • Mendukung Sektor Pariwisata: Memudahkan wisatawan mancanegara untuk bertransaksi di Indonesia tanpa perlu menukar uang tunai.

Sorotan Amerika Serikat terhadap QRIS dan GPN

Di tengah perkembangan pesat QRIS dan sistem pembayaran digital di Indonesia, Amerika Serikat, melalui Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), memberikan perhatian pada perkembangan ini. Dalam laporan National Trade Estimate (NTE) 2025, USTR menyoroti kebijakan Indonesia mengenai sistem pembayaran domestik, termasuk QRIS dan GPN. Salah satu kekhawatiran yang diungkap adalah bahwa kebijakan yang mewajibkan penggunaan standar nasional dinilai membatasi ruang gerak perusahaan asing, termasuk penyedia layanan pembayaran dan bank asal AS, untuk beroperasi secara fleksibel di pasar Indonesia.

USTR juga menyoroti kewajiban penggunaan dan penerbitan kartu kredit oleh pemerintah daerah, yang dianggap memberatkan bagi perusahaan pembayaran AS. Mereka khawatir bahwa kebijakan-kebijakan ini bisa menghambat akses dan penggunaan opsi pembayaran elektronik dari AS di Indonesia.

Respon Bank Indonesia dan Pemerintah Indonesia

Menanggapi perhatian dari Amerika Serikat, Bank Indonesia menegaskan bahwa pengembangan QRIS dilakukan dengan merujuk pada standar global. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa QRIS dirancang untuk menjadi sistem pembayaran yang aman, efisien, dan inklusif, serta mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Bank Indonesia juga mencatat bahwa kartu kredit dari AS masih memiliki pangsa pasar yang signifikan dalam layanan pembayaran di tanah air.

Baca Juga :  Menggunakan Teknologi Machine Learning dalam Deteksi Dini Penyakit

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, turut memberikan tanggapan terkait isu ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk merespons masukan dari AS. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga kedaulatan sistem pembayaran nasional, sembari membuka diri untuk kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Ekonom Indonesia juga mengekspresikan pandangan mereka mengenai perhatian dari AS. Mereka berpendapat bahwa kebijakan seperti QRIS dan Gerakan Nasional Non-Tunai (GPN) bertujuan untuk memberdayakan ekonomi digital nasional, khususnya untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta meningkatkan inklusi keuangan. Mereka menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk mempertahankan kebijakan yang mendukung kepentingan nasional, sambil tetap terbuka untuk dialog dan mencari solusi yang saling menguntungkan dengan mitra dagang.

Masa Depan QRIS dan Sistem Pembayaran Digital Indonesia

Meskipun adanya perhatian tersebut, perkembangan QRIS di Indonesia menunjukkan kemajuan yang kuat dan positif. Adopsi yang meluas di berbagai lapisan masyarakat dan sektor usaha membuktikan efektivitasnya sebagai infrastruktur pembayaran digital yang handal dan efisien. Bank Indonesia terus berupaya untuk membangun ekosistem pembayaran digital yang aman, lancar, dan inklusif, termasuk dalam memperluas penggunaan QRIS untuk transaksi lintas negara. Kerja sama dengan negara-negara seperti Thailand dan Malaysia, yang telah menerapkan pembayaran QR lintas batas, menjadi langkah penting dalam mencapai visi ini.

Ke depan, integrasi QRIS dengan teknologi lainnya, seperti biometrik dan pembayaran tanpa kontak (contactless), diharapkan dapat semakin meningkatkan kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi. Selain itu, upaya edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan kepada masyarakat dan pedagang akan memperluas penerimaan QRIS di seluruh Indonesia.

Baca Juga :  Jika AI Semakin Berkembang: dimana Posisi Teknik Mesin?

Kesimpulan

Pesatnya adopsi QRIS merupakan bukti nyata dari kemajuan teknologi pembayaran digital di Indonesia. Kemudahan, keamanan, dan inklusivitas yang ditawarkannya telah mengubah cara masyarakat dan pelaku usaha dalam bertransaksi. Sorotan dari Amerika Serikat terhadap kemajuan ini, meskipun disertai kekhawatiran mengenai persaingan dengan perusahaan asing, juga menjadi pengakuan atas pentingnya perkembangan sistem pembayaran digital Indonesia di panggung internasional. Dengan respons yang bijak dan komitmen untuk terus mengembangkan sistem pembayaran yang inovatif dan kompetitif, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam ekonomi digital di tingkat regional maupun global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *