Mengapa Cedera Frozen Shoulder Bisa Terjadi? Bagaimana Cara Mengatasinya?

Mengapa Cedera Frozen Shoulder Bisa Terjadi?- Frozen shoulder secara medis disebut sebagai adhesive capsulitis, yang merupakan suatu kondisi yang misterius dan seringkali mengganggu, menyebabkan rasa sakit dan kaku pada sendi bahu. Walaupun istilahnya terdengar mudah, pengalaman yang dirasakan tidaklah demikian. Bahu yang sebelumnya berfungsi normal dapat secara perlahan kehilangan kemampuan geraknya, sehingga aktivitas sehari-hari yang tampak sederhana seperti menyisir rambut atau memakai pakaian bisa menjadi sangat sulit. Mengetahui alasan di balik kondisi ini dan cara menanganinya merupakan kunci untuk pemulihan yang sukses. Dalam artikel ini Tim DailySSH.com akan menjelaskan  mengapa cedera frozen shoulder bisa terjadi?. Mari simak lebih lanjut!

 

Apa itu Cedera Frozen Shoulder?

Untuk menjelaskan frozen shoulder, penting untuk mengenal terlebih dahulu tentang struktur bahu. Sendi bahu merupakan sendi berbentuk bola dan soket yang terdiri dari tiga tulang utama: humerus (tulang lengan atas), skapula (tulang belikat), dan klavikula (tulang selangka). Seluruh sendi tersebut dilapisi oleh jaringan ikat yang kuat bernama kapsul sendi. Di dalam kapsul ini terdapat cairan sinovial yang berfungsi untuk melumasi sendi dan mendukung gerakan yang lancar.

Pada kondisi frozen shoulder, kapsul sendi mengalami penebalan, pengerasan, dan penyusutan. Dalam kondisi ini, jaringan parut yang disebut adhesi sering terbentuk di dalam kapsul, makin mempersempit ruang gerak sendi. Jumlah cairan sinovial juga bisa berkurang, yang menambah kekakuan dan rasa sakit. Proses ini secara perlahan mengurangi ukuran kapsul, sehingga sendi “membeku” dalam suatu posisi.

 

Fase fase Frozen Shoulder

Frozen shoulder biasanya berkembang dalam tiga fase yang berbeda:

  1. Fase Pembekuan (Freezing Phase): Pada fase ini, rasa sakit meningkat secara bertahap, baik saat bergerak maupun saat beristirahat. Nyeri kerap lebih hebat di malam hari. Seiring meningkatnya rasa sakit, kemampuan gerak bahu mulai berkurang secara perlahan. Fase ini bisa berlangsung antara 6 minggu hingga 9 bulan.
  2. Fase Beku (Frozen Phase): Di fase ini, rasa nyeri mungkin mulai mereda, tetapi kekakuan bahu mencapai titik tertinggi. Gerakan bahu sangat terbatas, membuat kegiatan sehari-hari menjadi sangat sulit. Fase ini dapat berlangsung dari 4 hingga 12 bulan.
  3. Fase Pencairan (Thawing Phase): Ini merupakan fase pemulihan, di mana kemampuan gerak bahu mulai membaik secara bertahap. Proses pemulihan ini terkadang cukup lambat dan dapat memakan waktu antara 5 bulan hingga 2 tahun, atau bahkan lebih lama untuk beberapa orang.
Baca Juga :  5 Cara Mudah untuk Mencegah Penyakit GERD

 

Mengapa Frozen Shoulder Bisa Terjadi?

Walaupun penyebab pasti frozen shoulder sering tidak diketahui (idiopatik), ada sejumlah faktor risiko dan kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya:

  1. Usia dan Jenis Kelamin: Frozen shoulder lebih umum dialami oleh orang yang berusia antara 40 hingga 60 tahun, dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
  2. Imobilisasi Berkepanjangan: Cedera bahu, patah tulang, atau operasi yang memerlukan bahu untuk diam dalam waktu yang lama (seperti penggunaan sling atau gips) dapat memicu frozen shoulder. Minimnya gerakan menyebabkan kapsul sendi mengecil dan mengeras.
  3. Penyakit Sistemik: Beberapa kondisi medis tertentu memiliki hubungan erat dengan meningkatnya risiko frozen shoulder. Di antaranya adalah:
  • Diabetes: Penderita diabetes memiliki peluang 2-4 kali lebih besar untuk mengalami frozen shoulder. Proses glikasi yang tinggi dan perubahan kolagen dalam jaringan ikat diduga menjadi penyebabnya.
  • Penyakit Tiroid: Baik hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) maupun hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif) telah ditemukan berkaitan dengan frozen shoulder.
  • Penyakit Parkinson: Kondisi ini dapat menyebabkan frozen shoulder, walaupun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami.
  • Penyakit Jantung dan Stroke: Beberapa kajian menunjukkan adanya hubungan antara frozen shoulder dan penyakit jantung serta riwayat stroke, mungkin disebabkan oleh imobilisasi atau adanya peradangan sistemik.
  • Trauma Ringan: Kadang, cedera ringan pada bahu yang tidak disadari bisa memicu reaksi peradangan yang akhirnya mengakibatkan pengekerasan kapsul.
  • Genetika: Ada kemungkinan faktor keturunan berperan, meski penelitian lebih lanjut diperlukan.

 

Bagaimana Cara Mengatasi Frozen Shoulder? 

Mengatasi frozen shoulder memerlukan kesabaran dan pendekatan menyeluruh, seringkali melibatkan kombinasi beberapa cara pengobatan. Tujuan utama adalah untuk mengurangi rasa sakit, memulihkan rentang gerak, dan meningkatkan fungsi bahu.

Baca Juga :  Mengapa Diare Bisa Terjadi? dan Bagaimana Cara Mengatasinya

1. Obat-obatan:

  • Obat Anti-inflamasi Non-Steroid (OAINS): Penggunaan ibuprofen, naproxen, atau diklofenak dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan, terutama pada tahap awal.
  • Pereda Nyeri: Jika rasa sakit lebih intens, dokter bisa memberikan resep untuk pereda nyeri yang lebih efektif.
  • Injeksi Kortikosteroid: Memasukkan injeksi kortikosteroid langsung ke dalam kapsul sendi bisa memberikan pengurangan nyeri yang signifikan serta meredakan peradangan, terutama pada fase pembekuan. Akan tetapi, efeknya biasanya bersifat sementara.

2. Fisioterapi: Ini merupakan elemen yang paling penting dalam pengobatan frozen shoulder. Fisioterapis akan membuat program latihan yang bertahap dan sesuai untuk mengembalikan kemampuan gerak. Latihan ini bisa mencakup:

  • Latihan Rentang Gerak Pasif: Terapis yang akan menggerakkan lengan pasien.
  • Latihan Rentang Gerak Aktif-Asistif: Pasien memanfaatkan lengan yang lain untuk membantu menggerakkan bahu yang bermasalah.
  • Latihan Rentang Gerak Aktif: Pasien bergerak bahu sendiri.
  • Latihan Peregangan: Peregangan lembut dan bertahap untuk meningkatkan fleksibilitas kapsul sendi.
  • Modalitas: Terapi dengan suhu panas, dingin, ultrasound, atau TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) dapat dilakukan untuk meredakan nyeri dan meningkatkan kelenturan.

3. Prosedur Medis Lainnya:

  • Distensi Kapsul (Hydrodilatation): Prosedur ini melibatkan penyuntikan cairan bersih (sering disertai kortikosteroid) ke dalam kapsul sendi untuk memperluas dan merobohkan adhesi. Ini dapat secara cepat meningkatkan rentang gerak.
  • Manipulasi di Bawah Anestesi: Pada kasus yang serius dan tidak merespons pengobatan konservatif, dokter bisa melakukan manipulasi koheren pada bahu dengan pasien di bawah anestesi umum guna memutuskan adhesi. Namun, prosedur ini memiliki risiko terjadinya patah tulang atau cedera lainnya.
  • Operasi (Artroskopik Kapsulotomi): Ini merupakan langkah terakhir, di mana ahli bedah memakai alat-alat kecil dan kamera (artroskop) untuk memotong dan melepaskan bagian-bagian kapsul sendi yang kaku serta adhesi. Prosedur ini umumnya disarankan setelah 6-12 bulan penanganan tanpa operasi yang tidak berhasil.
Baca Juga :  Apa itu Penyakit Asam Urat? Memahami Lebih Dalam Musuh Tersembunyi di Persendian

 

Pencegahan dan Perawatan Dini

Meskipun frozen shoulder kadang muncul tanpa penyebab yang jelas, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko, terutama jika Anda memiliki faktor risiko:

  • Gerakan Dini Setelah Cedera atau Operasi Bahu: Jika mengalami cedera bahu atau menjalani pembedahan, sangat penting untuk segera memulai latihan rentang gerak berdasarkan saran dokter atau fisioterapis.
  • Pengelolaan Penyakit Kronis: Mengontrol diabetes dan penyakit tiroid dengan baik dapat membantu menurunkan risiko.
  • Tetap Aktif: Menjaga agar bahu tetap aktif dengan rutin melakukan latihan rentang gerak dapat membantu mencegah kekakuan.

 

Kesimpulan

Frozen shoulder adalah suatu kondisi yang sulit, tetapi tidak tanpa solusi. Dengan pemahaman yang tepat mengenai penyebabnya, diagnosis awal, dan program perawatan yang teratur, kebanyakan orang dapat mencapai pemulihan yang signifikan dan mengembalikan fungsi bahu mereka. Kesabaran sangat penting, karena proses penyembuhan dapat berlangsung lama. Mencari saran dari dokter dan fisioterapis adalah langkah pertama yang vital untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai. Dengan dedikasi terhadap terapi dan kesabaran, bahu yang “membeku” dapat kembali “mencair” dan berfungsi seperti seharusnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *